Walaupun Kakinya Cuman Satu, Kakek Ini Tetap Kerja Keras Untuk Mencari Rezeki Halal
Seorang kakek tua bernama Subari (61) bisa menjadi contoh baik untuk kita semua yang memiliki anggota tubuh yang lengkap namun malas bekerja.
Coba lihat kakek Subari ini, ia hanya memiliki satu kaki, tapi ia tetap berjualan balon demi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Kakek Subari ini kehilangan satu kakinya karena diamputasi akibat kecelakaan pada tahun 2010. Meskipun sempat putus asa dan depresi karena kehilangan satu kakinya, tapi Subari tetap berjuang hidup.
Sebelum kehilangan satu kakinya, Subari adalah seorang penarik becak. Namun kini ia tidak bisa menarik becak lagi sehingga ia memutuskan untuk berjualan balon saja yang mudah ia lakukan.
�Saya lebih milih berjualan daripada harus menjadi pengemis. Dulu pernah ada yang mengajak untuk meminta-minta tapi saya gak mau. Itu hanya bikin malu keluarga, toh saya masih bisa jalan dan gak mau putus asa gitu aja,� tuturnya, seperti dilansir Brilio.net.
Ia berjualan setiap hari dari pagi hingga sore di jalan Dr. Mansyur, Medan depan kawasan Universitas Sumatera Utara (USU).
Sehari ia bisa mendapatkan Rp 50 ribu. Namun, terkadang balon yang dijualnya tidak laku tapi ia tetap bersyukur.
Anak-anak Subari sendiri sempat melarang Subari untuk berjualan. Tapi Subari tetap saja ingin berjualan. Karena menurutnya ia tidak ingin selalu meminta pada anak-anaknya.
Kakek Subari ini memiliki 3 orang anak yang salah satunya mampu menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas di Medan.
Coba lihat kakek Subari ini, ia hanya memiliki satu kaki, tapi ia tetap berjualan balon demi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Kakek Subari ini kehilangan satu kakinya karena diamputasi akibat kecelakaan pada tahun 2010. Meskipun sempat putus asa dan depresi karena kehilangan satu kakinya, tapi Subari tetap berjuang hidup.
Sebelum kehilangan satu kakinya, Subari adalah seorang penarik becak. Namun kini ia tidak bisa menarik becak lagi sehingga ia memutuskan untuk berjualan balon saja yang mudah ia lakukan.
�Saya lebih milih berjualan daripada harus menjadi pengemis. Dulu pernah ada yang mengajak untuk meminta-minta tapi saya gak mau. Itu hanya bikin malu keluarga, toh saya masih bisa jalan dan gak mau putus asa gitu aja,� tuturnya, seperti dilansir Brilio.net.
Ia berjualan setiap hari dari pagi hingga sore di jalan Dr. Mansyur, Medan depan kawasan Universitas Sumatera Utara (USU).
Sehari ia bisa mendapatkan Rp 50 ribu. Namun, terkadang balon yang dijualnya tidak laku tapi ia tetap bersyukur.
Anak-anak Subari sendiri sempat melarang Subari untuk berjualan. Tapi Subari tetap saja ingin berjualan. Karena menurutnya ia tidak ingin selalu meminta pada anak-anaknya.
Kakek Subari ini memiliki 3 orang anak yang salah satunya mampu menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas di Medan.